KOTA SEMARANG - Pilkada Jawa Tengah 2024 mencatat prestasi gemilang dengan tingkat partisipasi masyarakat yang melampaui rata-rata nasional, serta penyelenggaraan yang aman dan kondusif. Dalam forum refleksi yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah pada Jumat (20/12/2024), sinergi antara KPU dan media menjadi sorotan utama sebagai kunci keberhasilan demokrasi.
Media dan KPU: Pilar Demokrasi yang Tak Terpisahkan
Kadiv Perencanaan dan Logistik, Basmar Perianto Amron, mewakili Ketua KPU Jawa Tengah, menegaskan bahwa media adalah mitra strategis KPU dalam menyampaikan informasi yang kredibel kepada masyarakat. Mengutip Prof. Jimly Asshidiqie, Basmar menekankan pentingnya media sebagai pilar keempat demokrasi.
“KPU dan media memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga hak-hak masyarakat agar mereka mendapatkan informasi yang utuh dan benar terkait pemilu. Kolaborasi ini adalah fondasi untuk membangun demokrasi yang sehat, ” ujar Basmar.
Ia juga mendorong agar refleksi semacam ini dilakukan secara berkala, tidak hanya menjelang pemilu. Menurutnya, langkah ini dapat meningkatkan pemahaman publik terhadap pentingnya pemilu bersih dan berkualitas.
Tagline "Luwih Becik Luwih Nyenengke": Wajah Baru Demokrasi Jawa Tengah
Optimisme dalam Pilkada 2024 diungkapkan Muslim Aisha, anggota KPU Jateng. Dengan tagline “Luwih Becik Luwih Nyenengke, ” pilkada kali ini mencerminkan perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Partisipasi masyarakat mencapai 73%, jauh melampaui rata-rata nasional sebesar 68%.
“Tidak adanya perselisihan besar dalam rekapitulasi suara adalah bukti bahwa penyelenggaraan pilkada semakin profesional dan transparan, ” kata Muslim.
Peran Strategis Media: Lebih dari Penyampai Informasi
Perwakilan dari Tribun Jateng, Erwin Ardian, menyoroti peran media yang melampaui fungsi penyampaian informasi. Media menjadi pengawas independen, penyedia ruang diskusi publik, dan benteng melawan disinformasi.
“Media mainstream masih menjadi andalan masyarakat karena kredibilitasnya. Namun, kami juga menghadapi tantangan dari media sosial yang sering menyebarkan informasi yang tidak akurat, ” ungkap Erwin.
Dalam Pilgub Jateng 2024, media berhasil membantu KPU dalam mengedukasi masyarakat dan melawan hoaks, memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang dapat dipercaya.
Tantangan: Money Politic dan Literasi Media
Namun, berbagai tantangan masih perlu diatasi. Muh Kholidul Adib, akademisi Universitas Diponegoro, menyoroti isu money politic dan literasi media sebagai pekerjaan rumah besar. Ia menegaskan bahwa independensi media adalah elemen vital demokrasi.
“Ketika media berpihak, kepercayaan publik akan runtuh. Sinergi antara media, KPU, dan masyarakat diperlukan untuk memperbaiki kualitas demokrasi, ” jelas Kholidul.
Harapan untuk Masa Depan
Forum refleksi ini menutup dengan kesepakatan bahwa keberhasilan Pilkada Jateng 2024 adalah hasil kerja sama berbagai pihak. KPU Jawa Tengah berkomitmen untuk terus menjaga integritas pemilu, menjadikannya tonggak bagi demokrasi yang lebih maju dan inklusif.
“Pilkada adalah langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah, bukan sekadar proses memilih pemimpin, ” pungkas Basmar Perianto Amron.
Catatan: Semangat kolaborasi ini menjadi inspirasi bahwa demokrasi yang sehat hanya dapat tercapai melalui kerja sama dan transparansi semua elemen masyarakat. (Jis Agung)