Warga Keboledan Dobrak Pintu RSUD Brebes Ambil Jenazah Covid-19

    Warga Keboledan Dobrak Pintu RSUD Brebes Ambil Jenazah Covid-19
    Suasana warga Keboledan, Wanasari, Kabupaten Brebes saat melakukan pendobrakan pintu utama RSUD Brebes, Sabtu, 26/12

    Brebes - Terjadi lagi warga lakukan pengambilan paksa jenazah Covid-19 dari Rumah Sakit plat merah sebagai rumah sakit rujukan.

    Kali ini terjadi di RSUD Brebes, Jawa Tengah dimana puluhan warga desa Keboledan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes mendobrak pintu utama rumah sakit yang berada di jalan Jendral Sudirman 181, Pangembon kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Sabtu (26/12) sekira pukul 08.00 pagi.

    Aksi pendobrakan pintu utama itu berlanjut dengan merangsek kedalam rumah sakit dan sempat melakukan tindak kekerasan terhadap 3 (tiga) orang sekuriti yang awalnya menahan pintu untuk tidak didobrak. Tiga sekuriti itu antara lain Yusuf, Akril dan Sahrul. Dua diantaranya mengalami luka serius. Tak hanya sampai disitu, warga ketika berhasil mengambil paksa jenazah korban covid-19, menurut sumber di rumah sakit, warga juga melakukan pengrusakan fasilitas di rumah sakit seperti membanting tempat tidur, bak sampah dan fasilitas handsanitizer.

    Permasalahan bermula seorang wanita hamil berinisial DW kelahiran 1987 memeriksakan kehamilannya di RSUD Brebes dan diperbolehkan untuk pulang. Namun kabarnya karena DW merasa batuk-batuk dan sesak nafas, maka dia kembali periksakan kesehatannya. Oleh tim medis rumah sakit, sebelum perawatan sesuai SOP dilakukan rapid test dan swab PCR. Hasilnya menunjukan DW ibu hamil itu reaktif rapid dan positif swab PCR. Beberapa saat dalam perawatan di ruang isolasi, si pasien meninggal dunia.

    Situasi krusial ini entah karena dipicu kekurang pahaman masyarakat terhadap standar protokol kesehatan (SOP pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19) atau kekurang pro aktifnya pihak rumah sakit dalam mengembangkan komunikasi berkualitas.

    " Kalau sosialisasi sudah gak kurang kurangnya om... disetiap desa sudah terbentuk satgas desa disana... dari unsur kesehatan diwakili bidan desa, " Tutur Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, dr Sartono melalui komunikasi WhatsApp pada jateng.indonesiasatu.co.id, Sabtu (26/12).

    Lantas kenapa masih saja terjadi masyarakat berusaha mengambil paksa jenazah yang sudah dinyatakan oleh pihak rumah sakit dengan menunjukan hasil rapid test dan swab PCR yang menyatakan meninggal akibat terinfeksi covid-19? Apakah komunikasi antara pihak rumah sakit dan keluarga korban yang tidak lancar.

    " Banyak kemungkinan... yang pasti mulai banyak warga yang gak percaya hasil pemeriksaan laborat, " Ujar dr. Sartono.

    Nampaknya dunia medis dalam menunggu kehadiran vaksin Covid-19 saat ini harus menghadapi situasi dilematis antara terkungkung dalam SOP kesehatan dengan cara pandang masyarakat yang memang tak berlatar belakang medis. Mensinerjikan sudut pandang yang berbeda latar belakang disiplin ilmu apalagi tingkat SDM masyarakat pedesaan nampaknya perlu sosialisasi ekstra ordinari. Belum lagi PR dunia kesehatan menyambut kedatangan Vaksin untuk disuntikan kepada masyarakat seperti warga Keboledan. Termasuk bagaimana vaksin itu diperuntukan wanita hamil.

    Sementara vaksin itu sendiri merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang paling efektif dan efisien untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Masyarakat perlu dipahamkan beberapa fakta terkait vaksinasi agar pemahaman mereka lebih baik dan siap menerima vaksin demi kebaikan dan kesehatan.

    Bahkan terdapat kelompok masyarakat yang dianggap rentan terhadap vaksinasi ini yakni ibu hamil dan lansia. Namun dunia kedokteran justru menganjurkan bahwa kelompok ini perlu untuk menerima vaksinasi.

    Sebagaimana yang pernah disampaikan dr. Dirga Sakti Rambe, Vaksinolog dan dokter spesialis Penyakit Dalam.

    " Ibu hamil boleh bahkan sangat penting menerima vaksin. Kita tahu bahwa banyak penyakit infeksi yang bila terjadi pada masa kehamilan, dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin dan dapat mempengaruhi kondisi kehamilan secara langsung, " Ungkap dr. Dirga yang disampaikan dalam tayangan informatif yang berjudul "Ibu Hamil dan Lansia, Bolehkah di Vaksin?". Sebuah tayangan yang disiarkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) beberapa waktu lalu.

    Terjadinya pengambilan paksa jenazah yang akibat infeksi Covid-19 di RSUD Brebes menjadi indikator bahwa masyarakat belum memahami bagaimana mekanisme penanganan pasien Covid-19 yang dilakukan tenaga kesehatan hingga mengurus jenazah pada pemakaman dengan standar protokol kesehatan. Lalu bagaimana masyarakat seperti yang dilakukan puluhan warga Keboledan dalam menerima vaksin. Terutama pada anggota keluarga yang sedang hamil dan juga Lansia. Dibutuhkan upaya keras dari tenaga kesehatan terutama dinas kesehatan untuk lebih memastikan masyarakat sudah memahami dan menerima bahwa vaksinasi menjadi solusi menuju kembalinya masyarakat sehat dan hidup normal sebagaimana sebelum munculnya wabah coronavirus. (Anis Yahya)

    Anis Yahya

    Anis Yahya

    Artikel Sebelumnya

    Konvoi 70 Anggota Koti MPC PP Kota Tegal...

    Artikel Berikutnya

    Seminar Workshop Jurnalistik Ketua DPC IPJT...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Lapas Cilacap Siap Sukseskan Pilkada 2024 Berjalan Aman dan Tertib
    Desa Tulung Klaten Gelar Upacara Penutupan Karya Bakti Mandiri Klaten Bersinar (KBMKB) Ke-XXVI
    Arahan Dari Kepala Biro BMN Pengadaan Pra Dipa, Rutan Kudus Ikuti Secara Virtual
    Rutan Kudus Ikuti Arahan Kepala Biro BMN Dalam Pengadaan Pra DIPA Anggaran 2025 Secara Virtual
    Pertama Kali WBP Lapas Purwokerto Bedah Buku Kepemimpinan dalam Ragam Budaya

    Ikuti Kami