Potensi Ngantih di Dusun Pagersari Pasca Bencana Tanah Bergerak

    Potensi Ngantih di Dusun Pagersari Pasca Bencana Tanah Bergerak
    Warga Dusun Pagersari Desa Tumanggal kembali aktif mengerjakan ngantih pasca bencana tanah bergerak

    Purbalingga - Seperti yang diberitakan sebelumnya, bencana bencana tanah yang melanda 3 RT di Dusun Pagersari Desa Tumanggal seluas kurang lebih 15 Hektar dan telah menyebabkan sebanyak 24 rumah rusak berat, 16 rumah rusak sedang, 51 rumah rusak ringan dan 17 rumah bencana terdampak bencana ini , dimana warga udah harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. 

    Dampak bencana ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi yang tentunya perlu penanganan khusus dari berbagai pihak. 

    Dusun Pagersari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan ini memiliki potensi kerajinan benang ngantih yakni memintal kapas menjadi benang secara tradisional yang merupakan kegiatan industri rumah sejak puluhan tahun yang lalu yang dikerjakan para ibu rumah tangga dari rumah.

    Namun demikian, bencana bencana tanah bergerak kegiatan ini terhenti. 

    Kepala Desa Tumanggal Surati saat dikonfirmasi mengaku mengaku kerajinan ngantih sempat terhenti sejak adanya bencana tanah bergerak, yang sebelumnya ada sekitar 325 orang pengrajin yang aktif sejak tahun 80-an, (26/1).

    "Pengrajin ngantih sempat terhenti karena adanya bencana alam bergerak sejak 3 Desember 2020 dimana warga udah harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, ada sekitar 325 orang yang aktif sebelumnya sejak tahun 80-an, " katanya. 

    "Dari pengrajin 325-an orang dengan produksi benang rata-rata mencapai 2 ton setiap bulan yang akan dikirim ke Pemalang, Pekalongan, Tegal dan untuk memenuhi pesanan. Setelah mereka kembali ke rumah tinggalnya, kami giatkan kembali kerajinan ngantih ini, " tambahnya. 

    Menurut Atun (39) pada hidup mereka nyaman dengan kegiatan ngantih ini karena tidak ada target dan pekerjaan itu bisa dilakukan dari rumah masing-masing sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 

    "Kami nyaman dengan kegiatan kerajinan ngantih ini karena bisa dikerjakan dari rumah sambil menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan bisa menambah tahap keluarga, " tuturnya.

    Namun dia bersama pengrajin lainnya mengaku kegiatan ngantih ini belum bisa berkembang dengan baik karena masih dikerjakan secara tradisional.

    Harapannya produk benang ngantih mereka bisa dibuat kain tenun jika ada alatnya.

    "Dalam mengerjakan kerajinan ngantih ini kami masih secara tradisional jadi belum bisa berkembang dengan baik. Dan kami hasil benang ini bisa dibuat kain tenun, jika kami dilengkapi alat modern berupa mesin, " harapnya.

    Purbalingga Jawa Tengah
    Ratna Palupi

    Ratna Palupi

    Artikel Sebelumnya

    Polda Jateng Tandatangani Pakta Integritas...

    Artikel Berikutnya

    Pererat Tali Silaturahmi Babinsa Pojok Komsos...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Lapas Cilacap Siap Sukseskan Pilkada 2024 Berjalan Aman dan Tertib
    Desa Tulung Klaten Gelar Upacara Penutupan Karya Bakti Mandiri Klaten Bersinar (KBMKB) Ke-XXVI
    Arahan Dari Kepala Biro BMN Pengadaan Pra Dipa, Rutan Kudus Ikuti Secara Virtual
    Rutan Kudus Ikuti Arahan Kepala Biro BMN Dalam Pengadaan Pra DIPA Anggaran 2025 Secara Virtual

    Ikuti Kami