Rusunawa, Puncak Sirnanya Heroisme Walikota Tegal Soal Covid-19?

    Rusunawa, Puncak Sirnanya Heroisme Walikota Tegal Soal Covid-19?
    Walikota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, SE. MM

    Tegal - Ada yang menarik saat Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, dr. Sri Primawati Indraswari, Sp.KK, MM, MH, menyampaikan laporannya diawal acara Launching Tempat Isolasi Mandiri Covid-19 Rusunawa dan GOR Tegal Selatan, Kota Tegal yang dibuka oleh Walikota Tegal H. Dedy Yon Supriyono, SE. MM.

    Primawati menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan launching adalah untuk menyampaikan kepada masyarakat dan stakeholder bahwa pelayanan Isolasi Mandiri pada Gedung pemerintah sudah siap dioperasionalkan dengan tujuan yang lebih luas yaitu memutuskan mata rantai penularan Covid-19 khususnya pada masyarakat yang tidak memiliki fasilitas isolasi mandiri secara memadai.

    Langkah kebijakan memutus mata rantai penularan Covid-19 disaat masyarakat Kota Tegal yang terkonfirmasi jumlahnya sudah melejit hingga melebihi angka 1000 (seribu) dengan jumlah kematian mencapai puluhan jiwa. Berdasarkan Data Pantauan Covid-19 Kota Tegal yang dapat diakses melalui laman resmi corona.tegalkota.go.id per hari Jumat, 28 Nopember 2020 sudah tercatat total warga kota Tegal yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejumlah 1110 orang yang terdiri dari 32 orang masih dirawat, 277 menjalani isolasi mandiri, 746 orang sembuh dan 55 orang meninggal dunia.

    Pelayanan isolasi mandiri Covid-19 pada gedung Rusunawa milik pemerintah kota Tegal menurut dokter Primawati merupakan kebijakan yang memiliki dasar-dasar hukum.

    “ Pelayanan Isolasi Mandiri Covid-19 pada gedung milik pemerintah Kota Tegal yaitu gedung Rusunawa dan GOR Tegal Selatan mendasarkan pada 1. UU No 4 Tahun 1984 Tentang Wabah, 2. UU No 6 Tahun 2018 Tentang Karantina Kesehatan, 3. Keputusan Menkes Nomor 4013 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, “ Ujar dr Primawati yang disampaikan dalam acara Launching Tempat Isolasi Mandiri Covid-19 (Rusunawa dan GOR Tegal Selatan) Kota Tegal, bertempat di Gedung Rusunawa, Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Senin (23/11)

    Meskipun tujuan awal membangun gedung Rusunawa mempunyai fungsi utama sebagai hunian serta dibangun dengan meggunakan dana APBN maupun APBD, namun dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini dimana wabah corona semakin mengkhawatirkan, menjadi sebuah kewajaran dalam situasi darurat pemerintah kota Tegal meggunakannya sebagai tempat isolasi mandiri.

    Pemanfaatan gedung Rusunawa sebagai tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang tidak mempunyai fasilitas yang memadai dirumahnya sendiri, nampaknya sebagai sebuah langkah pamungkas dari gerak heroik seorang Walikota Tegal Dedy Yon yang berbeda pada saat awal kemunculan wabah corona.

    " Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pasien yang ada akhir-akhir ini. Maka kita siapkan Rusunawa Tegalsari dan GOR Tegal selatan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19, " Ujar Walikota saat memberikan sambutan acara Launcing itu.

    Walikota Tegal juga mengatakan digunakannya Rusunawa dan GOR merupakan langkah antisipatif apabila Rumah sakit sudah over capacity.

    " Tempat isolasi ini tentu kita menggunakannya manakala rumah sakit tidak lagi bisa menampung karena over kapasitas, " Kata Dedy Yon.

    Gelora spirit protektifnya nampak sudah berbeda dibanding ketika awal bulan maret 2020 saat Walikota Tegal Dedy Yon semacam menabuh genderang perang melawan Corona. Walikota banyak tampil diberbagai media dengan pernyataan-pernyataan mengejutkan seperti apa yang digulirkan saat itu dengan istilah local lockdown hingga Dedy Yon sempat mendapat predikat Mr. Lockdown, yang lantas karena tidak sejalan dengan pemerintah pusat, dimana menurut Presiden Joko Widodo kebijakan lockdown bukan langkah tepat untuk diterapkan di Indonesia, Dedy Yon tetap berkeras menutup kota. Dedy Yon atas koreksi dari Gubernur Ganjar Pranowo, mengubah kebijakan istilah Local Lockdown dengan Isolasi Wilayah hingga muncul kebijakan Jakarta dengan peraturan PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar.

    Ada pula satu ungkapan yang dilontarkan Dedy Yon yang menjadikan ungkapan trending topic saat itu yakni " Lebih baik ekonomi mati darpada warganya yang mati ".atau kalimat Walikota “Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga dari pada maut menjemput mereka “

    Local lockdown kota Tegalpun efektif diberlakukan 30 Maret hingga 30 Juli 2020. Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono mengungkapkan karantina wilayah kota Tegal dilakukan dengan menutup 49 titik masuk Kota Tegal menggunakan movable concrete barrier (MBC). Pembatasan tersebut dilakukan karena menurut Walikota saat itu wilayahnya sudah menjadi daerah darurat penyebaran virus corona Covid-19.

    Bahkan saat itu dengan gagahnya Dedy Yon menyerukan agar daerah-daerah lain untuk mengikuti jejaknya. "Sekali lagi, saya ajak seluruh Bupati dan Wali Kota untuk menerapkan ini. Kalau tidak saudara yang memutuskan, siapa lagi. Jangan sampai menyesal di kemudian hari, " gelegar Walikota saat itu.

    Selanjutnya Kota Tegalpun diblokade dengan dasar hukum Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dengan MBC. Akses keluar masuk kota dijaga petugas dengan senjata Thermogun. Malam hari, PJU dimatikan dengan alasan mengurangi kerumunan ditempat-tempat strategis. Gelapnya kota mencekam bahkan sempat dianekdotkan melalui video-video amatir seperti diantaranya video dengan backsound suara Serigala menggonggong nyaring ditengah kegelapan kota Tegal. Suasana itu dilalui warga kota Tegal dalam 4 (empat) bulan hingga ada pernyataan Tegal Zona Hijau dan memasuki fase new normal yang dideklarasikan di pelataran Transmart Kota Tegal.

    Haru-biru dinamika kota Tegal saat itu bergemuruh manakala untuk kali pertamanya Kota Tegal kemasukan satu orang warga kecamatan Margadana yang terkonfirmasi Coronavirus. Suasana seperti sedang menghadapi kedatangan gelombang besar pasukan musuh maha dahsyat bernama pasukan Corona. Kini Virus itu telah merenggut 55 nyawa warga kota Tegal per hari Jumat 28/11/2020. Sementara disudut-sudut Rumah sakit rujukan, nampak kesibukan para suster dimedan perang melawan virus corona merawat 32 warga sipil tak berdosa. Belum lagi sejumlah 277 orang sedang menjalani isolasi mandiri yang juga masih berpotensi untuk masuk dalam perawatan para tenaga kesehatan maupun tak tertolong jiwanya.

    Saat ini, dikala korban banyak berjatuhan, Kota Tegal kehilangan karakteristik kepemimpinan Dedy Yon Supriyono yang nampaknya memudar pasrah dengan upayanya menyediakan dua tempat isolasi mandiri Gedung Rusunawa dengan kapasitas 64 tempat tidur dan GOR Tegal Selatan sebanyak 60. Hal iu dikatakan oleh dr Sri Primawati Indraswari bahwa Gedung Rusunawa dan GOR Tegal Selatan diperuntukan bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tanpa gejala maupun yang dengan gejala.

    “ Pelayanan isolasi mandiri ini diperuntukan bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala dan dengan gejala yang berasal dari warga Kota Tegal yang tidak memiliki akses atau tempat isolasi mandiri dirumah tinggalnya secara memadai, “ Kata Primawati.

    Perang melawan penyebaran coronavirus merindukan tangan-tangan kuat dengan mental keras dari seorang komandan perang seperti yang pernah dipertontonkan Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono dalam perlawanan untuk menaklukannya saat virus corona awal geger masuk kota Tegal.. Penaklukan paling utama tentunya menaklukan masyarakatnya agar lebih ketat memahami bahwa pertarungan melawan virus corona dibutuhkan kesadaran bersama masyarakat untuk tidak tertular dan tidak menularkan. Kesadaran juga terkadang dibutuhkan kekerasan hati dari seorang pemimpin untuk menerapkan atas dasar-dasar hukum yang dapat melindung kebijakan seorang pemimpin dalam melangkah.

    Kita tak melihat lagi karakteristik kepemimpinan Dedy Yon Supriyono yang lebih sering terkesan ‘hajar dulu urusan belakangan’ seperti yang ditunjukan akhir-akhir ini terhadap para Pedagang Kaki Lima (PKL) taman Pancasila, kesan langkah tanpa kompromi dalam mencapai sebuah target pada penanganan penyebaran Covid-19 kekinian yang sudah memakan banyak korban nyawa, tak muncul kecuali nampak mirip sebuah kepasrahan atau keputusasaan dengan menyodorkan 2 fasilitas milik pemerintah Kota Tegal gedung Rusunawa dan GOR Tegal Selatan. Artinya, pemerintah Kota Tegal hanya akan bisa menampung korban-korban berikutnya bukan mencegah korban berikutnya.

    Harapan satu-satunya untuk memenangkan perlawanan perang melawan coronavirus hanya menunggu kedatangan vaksin. Menurut Dr. Driga Sakti Rambe menyatakan, bahwa keliru apabila ada anggapan vaksin itu tidak ada gunanya. Karena vaksin sifatnya melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu memproduksi antibodi. Dan satu lagi vaksin punya keunggulan yang tidak dimiliki upaya pencegahan yang lain, yaitu vaksin memberikan perlindungan yang sifatnya spesifik. Oleh karena itulah banyak dokter dan ahli yang menyatakan bahwa vaksin efektif sebagai alat mencegah penularan COVID-19, selain tentunya terus disiplin menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman), “ Ungkap dr. Driga yang disampaikan dalam Dialog Produktif bertema “Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (23/11).

    dr. Dirga Sakti Rambe, vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam, menjelaskan.

    “ Setiap vaksin punya efektivitas yang berbeda-beda, dan vaksin pun tidak akan mendapat izin apabila efektivitasnya rendah. Untuk vaksin COVID-19, WHO menetapkan efektivitas minimal mencapai 50%. Kita harapkan vaksin yang ada nanti efektivitasnya lebih tinggi dari angka yang ditetapkan WHO, ” Jelas dokter Dirga. (Anis Yahya)

    #covid19 #satgas_covid19 #pemkot_tegal #pemkab_tegal
    Anis Yahya

    Anis Yahya

    Artikel Sebelumnya

    Anak Kolong Asal Tegal Juarai Karate Tingkat...

    Artikel Berikutnya

    Taman Pancasila Kota Tegal Mendekati Rampung,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Antrian Gerobak Arco Bagai Antrian Angkutan Umum Menunggu Penumpang
    Diduga Manipulasi Pengelolaan Anggaran, LIDIK KRIMSUS RI Turun Gunung Kejar DPUTARU Kabupaten Rembang 
    Antusias Warga Bantu Satgas TMMD Kodim 0706/Temanggung Urug Berem Jalan
    Antisipasi Kecelakaan, Puluhan Bus di Kabupaten Semarang Diperiksa Petugas Personel Gabungan
    Dandim 0706/Temanggung Dampingi Rombongan Bhikkhu Thudong Bertolak ke Magelang

    Ikuti Kami